Makala
DASAR-DASAR
PERLINDUNGAN
TANAMAN
( PENGENDALIAN GULMA SECARA TERPADU )
![]() |
OLEH
:
MUHAMAD AKBAR
ALI (D1 A1 13 029)
JURUSAN
AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERISTAS HALU
OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan
sangat penting bagi mahluk hidup, selain sebagai penguat struktur tanah dan
sumber makanan tumbuhan juga memiliki nilai kegunaan dan keindahan. Tanaman
adalah tumbuhan yang dibudidayakan sedangkan gulma merupakan tumbuhan yang
berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan, atau spesies baru yang telah berkembang sejak timbulnya pertanian.
Menurut
Sukman (2002) gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat, dan
kondisi yang tidak diinginkan manusia. Gulma yang tumbuh pada tempat tanaman berasal
dari biji gulma itu sendiri yang ada di tanah. Jenis-jenis gulma yang
mengganggu pertanaman tanaman perlu diketahui untuk menentukan cara
pengendalian yang sesuai. Selain jenis gulma, persaingan antara tanaman dan
gulma perlu pula dipahami, terutama dalam kaitan dengan waktu pengendalian yang
tepat. Jenis gulma tertentu juga perlu diperhatikan karena dapat mengeluarkan
senyawa allelopati yang meracuni tanaman (Monaco, 2002).
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan
tanaman budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak
diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain
yang ada di dekat atau disekitar tanaman
pokok tersebut (Ashton, 1991). Pendapat
para ahli gulma yang lain ada yang
mengatakan bahwa gulma disebut juga
sebagai tumbuhan pengganggu atau
tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan
kerugian.
Maka
olehnya perhatian kepada tumbuhan gulma perlu di sikapi dengan serius karena
hal ini yang merupakan banyaknya tanaman pertanian mengalami kerugian yang tak
terhingga. Sehingga petani (pelaku usaha pertanian) mengalami kerugian secara ekonomis
yang jumlah harga produksi tidak dominan dari pada hasil yang di usahakan yang
akibat dari ulah gulma atau tumbuhan tak di kehendaki kehadiranya tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Gulma ?
2. Bagaimana Klasifikasi Gulma ?
3. Apa Saja Kerugian Yang Di Timbulkan
Oleh Gulma?
4.Bagaimana Cara Pengendalian Gulma
Secara Terpadu?
C.
Tujuan dan Manfaat
Hakekat dari niat di
buatnya makala ini yaitu agar penulis dan pembaca dapat memahami eksistensi
atau tata cara pengendalian gulma secara terpadu. Dengan demikian dapat memudahkan kita untuk
menghadapi masalah pertanian terkait dengan gulma. Selain itu inti atau maksud
dari pembuatan makala ini untuk memenuhi seruan tugas yang di berikan oleh
Dosen mata kuliah Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Gulma
Menurut
Klingman (1984) cit. T. Wahyudi dkk (2010), gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh di tempat yang tidak
dikehendaki. Gulma juga didefinisikan sebagai tumbuhan yang kehadirannya
pada lahan pertanian dapat menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman
produksi. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya beragam bergantung
dari jenis tanaman yang diusahakan, iklim, jenis gulma, teknik budidaya yang
diterapkan serta faktor lainnya. Kehadiran gulma di lahan tembakau
Vorstenlanden sebenarnya tidak menjadi permasalahan yang serius karena teknik
budidaya yang diterapkan khususnya dalam pengolahan tanah dilakukan secara
intensif. ”Gejoh” untuk pemeliharaan tanaman atau dalam istilah lainnya
”dangir” selain berfungsi untuk menciptakan lingkungan pertumbuhan yang
diinginkan oleh perakaran tembakau (kondisi aerasi dan drainase yang optimum),
juga berfungsi untuk sanitasi lahan. Pada pelaksanaan perlindungan tanaman pun untuk menciptakan kebersihan lingkungan dilakukan tindakan preventif dengan
membersihkan gulma yang disinyalir dapat menjadi tempat persembunyian hama
maupun penularan penyakit.
Gulma memiliki
ciri khas diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, mempunyai daya saing yang
kuat dalam memperebutkan faktor-faktor kebutuhan hidupnya, mempunyai toleransi
yang besar terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem, mempunyai daya berkembang
biak yang besar secara vegetatif atau generatif, alat perkembangbiakannya mudah
tersebar melalui angin, air, maupun binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansi yang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi
yang kurang menguntungkan.
Gulma didefinisikan sebagai kelompok
jenis tumbuhan yang hidupnya atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia
karena dianggap mengganggu dan bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan
bersifat kuantitatif (kerugian dalam bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan
angka) dan bersifat kualitatif (kerugian dalam bentuk kualitas hasil pertanian
yang tidak dapat diwujudkan dengan angka). Gulma juga dapat diartikan sebagai
Tumbuhan Pengganggu Tanaman Budidaya.
Beberapa tanggapan mengenai definisi
gulma ada beberapa pendapat yakni :
· Tumbuhan yang salah tempat.
· Tumbuhan yang tidak diinginkan.
· Tumbuhan yang tidak dikehendaki.
· Tumbuhan yang tidak diusahakan.
· Tumbuhan yang merugikan.
· Tumbuhan
tidak sedap dipandang mata.
· Tumbuhan
yang mempunyai nilai negatif yang lebih besar daripada nilai positifnya.
· Tumbuhan yang belum diketahui
manfaatnya.
B.
Klasifikasi Gulma
Klasifikasi gulma atau pengelompokan gulma berdasarkan kesamaan aspek-aspek
biologi yang terkait dengan adaptasi lingkungan, kemampuan bersaing terhadap
tanaman pokok, atau responnya terhadap tindakan pengendalian, maka gulma
diklasifikasikan :
1. Berdasar sifat morfologi dan respon terhadap herbisida :
a. Grasses
(Kelompok rumput), yaitu jenis gulma dari suku Poaceae yang biasanya memiliki
ciri-ciri berdaun pita. Contoh : Famili Gramineae, Imperata cyllindrica (Alang-alang),
Paspalum konjugatum (Pahitan), Cynodon dactylon (Grinting).
b. Sedges (Kelompok teki), yaitu jenis-jenis gulma dari Famili
Cyperaceae. Contoh : Cyperus rotundus (Teki).
c. Broadleaf Weeds (Kelompok gulma berdaun lebar), yaitu kelompok gulma
selain dari famili Poaceae dan Cyperaceae. Umumnya dicirikan berupa tumbuhan
berkeping dua dan tidak berdaun pita. Contoh : Ageratum conyzoides
(Wedusan).
d. Fern (Pakisan), yaitu kelompok gulma yang berasal dari keluarga
pakisan/paku-paku.
2. Berdasar daur hidup
a). Annual Weeds
(Gulma semusim), memiliki ciri-ciri : umur kurang dari 1 tahun, organ
perbanyakan berupa biji, umumnya mati setelah biji masak, produksi biji
melimpah untuk regenerasi. Contoh : Eluesine indica, Cyperus iria,
dsb.
b). Biennial Weeds (Gulma dwi musim), memiliki
ciri-ciri : umur 1 – 2 tahun, tahun pertama membentuk organ vegetatif dan tahun
kedua menghasilkan biji. Contoh : Typhonium trilobatum, Cyperus
difformis.
c).Perennial Weeds (Gulma tahunan), memiliki ciri-ciri
: umur lebih dari 2 tahun, perbanyakan vegetatif dan atau generatif, organ
vegetatif bersifat dominasi apikal sehingga cenderung tumbuh pada ujung, bila
organ vegetatif terpotong-potong semua tunasnya mampu tumbuh. Contoh : Imperata
cyllindrica (Alang-alang), Chromolaena odorata, Cyperus rotundus.
3. Berdasarkan habitat
a) Terrestrial Weeds (Gulma darat)
b) Aquatic Weeds (Gulma air)
c) Areal Weeds (Gulma menumpang pada
tanaman)
d) Berdasarkan tipe cara tumbuhnya :
e) Erect / tumbuh tegak
f) Creeping / tumbuh menjalar
g) Climbing / tumbuh memanjat
4. Berdasarkan struktur batang
a) Herba / tidak
berkayu
b) Vines / sedikit berkayu
c) Woody Weeds / berkayu
C. Kerugian Akibat Gulma
Produksi tanaman pertanian, baik
yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyatataupun perkebunan besar
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dangulma. Kerugian
akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis
tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di
sampingfaktor lain. Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang
disebabkanoleh penyakit 35 %, hama 33 %, gulma 28 % dan nematoda 4 % dari
kerugian total. Dinegara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja
tinggi, tetapi jugamempengaruhi persediaan pangan duniaTanaman perkebunan juga
mudah terpengaruholeh gulma, terutama sewaktu masih muda.Apabila pengendalian
gulma diabaikan samasekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu
akan rugi total.Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan
tanaman perkebunan akanmemperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen.
Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata
cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih
besar.Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil
unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk
prosesfotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas
maupunkuantitas. Cramer (1975) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi
dari beberapa tanaman dalah sebagai berikut : padi 10,8 %; sorgum 17,8 %;
jagung 13 %;tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %.
Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat
penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.Gulma mengkibatkan
kerugian-kerugian yang antara lain disebabkan oleh :
1. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi
kemampuan berproduksi,terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur
hara dari tanah, cahaya dan ruanglingkup.
2. Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya
pengotoran benih oleh biji-bijigulma.
3. Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh
gulma yang beracun bagitanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
4.Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya
adanya duri-duri Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa di antara
tanaman yang diusahakan.
5. Perantara atau sumber penyakit atau hama pada
tanaman, misalnya Lersia hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan
inang hama ganjur pada padi.
6. Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu
gulma yang tepung sarinyamenyebabkan alergi.
7. Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya
menambah tenaga dan waktudalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan
dari gulma yang menyumbat air irigasi.8. Gulma air mngurangi efisiensi
sistem irigasi, yang paling mengganggu dan tersebar luas ialah eceng
gondok ( Eichhornia crssipes).
Terjadi pemborosan air karena
penguapandan juga mengurangi aliran air. Kehilangan air oleh penguapan itu 7,8
kali lebih banyak dibandingkan dengan air terbuka. Di Rawa Pening gulma air
dapat menimbulkan pulauterapung yang mengganggu penetrasi sinar matahari ke
permukaan air, mengurangi zatoksigen dalam air dan menurunkan produktivitas
air.Dalam kurun waktu yang panjang kerugian akibat gulma dapat lebih besar
daripadakerugian akibat hama atau penyakit. Di negara-negara sedang berkembang
(Indonesia,India, Filipina, Thailand) kerugian akibat gulma sama besarnya
dengan kerugian akibat hama.
D. Cara
Pengendalian Gulma
v Sistem pengendalian Gulma Secara Terpadu
Yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian gulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan
untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Dengan mendasarkan pada alternatif pengendalian yang tersedia, maka dipilih dua cara pengendalian yaitu pengendalian menggunakan
herbisida dan pengendalian secara mekanis.
Untuk mengendalikan jenis gulma yang
dominan yaitu gulma berdaun sempit digunakan herbisida purna tumbuh yang bekerja sebagai
racun sistemik berspektrum luas dan
berbahan aktif Isopropilamina glisofat 486 g/l.
Pengendalian
dengan herbisida purna tumbuh berbahan aktif isopropilamina
glisofat 486 g/. :
Berdasarkan pengamatan pada aplikasi herbisida, gulma yang diperlakukan
dengan semprot herbisida purna tumbuh berbahan aktif isopropilamina
glisofat 486 g/ dosis 50 cc/liter baru
menampakkan rumput pada kondisi bunga
yang mulai menguning seperti terbakar, tetapi belum mati. Untuk gulma
yang berdaun lebar gulma mati ditandai dengan mengeringnya daun. Pengendalian
gulma menggunakan herbisida pada saat areal tembakau siap untuk ditanami
ternyata belum bisa memberikan hasil yang nyata. Karena pengendalian ini
sifatnya mendesak untuk perlindungan tanaman (mengantisipasi kerugian yang
ditimbulkan akibat gulma) pada areal tembakau yang akan ditanami, maka tindakan
pengendalian menggunakan herbisida purna tumbuh yang diaplikasikan kurang
efektif untuk dilakukan. Maka kemudian diputuskan dilakukan
pengolahan tanah ulang dengan bajak menggunakan hand traktor. Kemudian
lahan dirata dan dapat ditanami tembakau. Setelah ditanami tanaman umur
H+7 – 10, saatnya dilakukan G1 (Gejoh / dangir 1) pertumbuhan gulma
pada lahan yang diaplikasi herbisida purna tumbuh laju pertumbuhan gulma lebih
lambat, dibandingkan
lahan yang tanpa aplikasi gulma atau yang hanya dilakukan pengolahan tanah
berulang saja.
Selain itu ada pula teknik
Pengendalian gulma secara terpadu diantaranya dapat dilakukan sebagai berikut:
1.Gulma
ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di lahan sebagai mulsa.
Sekitar 2-3 minggu gulma yang sedang
tumbuh aktif disemprot dengan herbisida sistemik, seperti glifosat dengan
takaran 4-6 liter per hektar. Setelah 2-4 minggu kemudian, lahan ditanami padi
dalam barisan. Upaya penyiangan dilakukan dengan menggunakan herbisida
pasca-tumbuh, seperti 2,4-D amina dengan takaran 1,5 liter per hektar yang
diaplikasikan pada umur 2-3 minggu setelah tanam padi.
2.Gulma
ditebas dengan parang kemudian dilakukan pengolahan tanah.
Selanjutnya dilakukan penanaman padi
dan penyiangan menggunakan herbisida pra-tumbuh, seperti Oxadiazon dengan
takaran 2 liter per hektar. Penyiangan dilakukan secara manual satu kali pada
umur 35 hari setelah tanam padi.
Ø Penyemprot Punggung
Alat penyemprot herbisida yang
paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung. Alat ini terdiri dari
bagian-bagian yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.
Ø Nosel
Nosel yang tepat untuk aplikasi
herbisida adalah nosel polijet yang memenuhi pola semprot berbentuk kipas.
Nosel tersebut di bagi atas 4 macam warna, yaitu merah, biru, hijau, dan kuning
yang masing-masing menghasilkan lebar semprot optimum yang berbeda, sehingga
pemakaiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Jangan menggunakan nosel kembang dan
nosel kerucut karena tidak memberikan hasil semprotan yang baik.
Warna nosel
|
Lebar Semprotan (m)
|
Kesesuaian Penggunaan dalam Penyemprotan
|
Merah Biru
Hijau Kuning |
2,0 1,5
1,0 0,5 |
Seluruh areal (total) Pada barisan tanaman
Pada barisan tanaman Pada barisan tanaman dan setempat |
Ø Kalibrasi alat semprot
(sprayer)
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur
kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus
dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah:
- Menghindari pemborosan herbisida
- Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat
penumpukan Herbisida
- Memperkecil pencemaran lingkungan.
Berikut adalah langkah-langkah yang
dapat ditempuh dalam melaksanakan kalibrasi:
a) Siapkan alat semprot yang baik
dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya nosel polijet warna
biru lebar semprotnya 1,5 m.
b) Isi tangki alat semprot dengan
air bersih sebanyak 2,5 liter.
c) Pompa tangki sebanyak 10-12 kali
hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh.
d) Lakukan penyemprotan pada areal
yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter
tersebut habis.
e) Ukur panjang areal yang dapat
disemprot dengan 2,5 liter air tersebut.
f) Lakukan penyemprotan sebanyak 3
kali dan hitung panjang serta luas areal yang dapat disernprot seperti contoh
berikut.
Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter menggunakan
nosel polijet warna biru :
Ulangan
|
Panjang (m)
|
Luas (m2)
|
I II
III |
33 33
34 |
49.5 49.5
51 |
Rata-rata
|
33.3
|
50
|
Bila luas areal yang akan disemprot
adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka banyaknya air yang dibutuhkan adalah:
Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air
1,5 m x 33,3m
= 10.000 m2 x 2 5 liter air
50 M2
= 500 liter/ha.
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3
liter (3000 ml) per hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air
pencampur adalah:
Volume herbisida = 15 liter x 3000 ml
500 liter;
= 90 ml herbisida /15 liter air
Ø Cara penggunaan herbisida
Herbisida akan berhasil dan efektif apabila digunakan
dengan benar sesuai
petunjuk, yaitu:
- Merata ke seluruh areal sasaran
- Takaran sesuai dengan kebutuhan per satuan luas
Ø Penggunaan herbisida dengan
memakai bahan pelarut air Penyemprotan
- Campurkan herbisida dan air dengan Takaran yang
benar
- Aduk hingga tercampur rata
- Semprotkan secara menyeluruh ke seluruh areal
pertanaman
Khusus untuk herbisida pra-tumbuh atau pasca tumbuh
pada padi sawah, air harus dalam keadaan macak-macak yang dipertahankan selama
4 hari setelah
penyemprotan.
Ø Pengusapan
Pada gulma yang tumbuh jarang tapi
berbahaya, cukup dengan mencelupkan sepotong kain pada larutan herbisida lalu
dieluskan sampai membasahi gulma tersebut.
Ø Penggunaan Herbisida Tanpa
Bahan Pelarut
Bentuk cair yang siap untuk
digunakan:
- Tidak memerlukan alat semprot
- Petakan sawah harus dalam keadaan tergenang 2-5 cm
- Percikkan herbisida ke kiri dan ke kanan
- Percikan herbisida yang jatuh ke air akan cepat menyebar membentuk lapisan tipis di dasar air
- Pertahankan genangan air selama 4 hari.
Ø Bentuk Butiran
- Dapat digunakan pada padi sawah
- Sawah harus dalam keadaan tergenang setinggi 2-5 cm
selama 4 hari
- Cara penggunaannya ditebar merata ke seluruh petakan
sawah
- Dapat membunuh biji gulma akan tumbuh/ berkecambah
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kegitatan pertanian yang telah
menjadi tradisi masyarakat indonesia pada umumnya yang telah lama terus
diadakan pengembangan yang profresif demi tercapainya masyarakat petani yang
berdikari. Yang salah satu kegiatan yang menjadi perhatian serius yakni
penanggulangan hal-hal yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya tanaman
pertanian.
Gulma sebagaimana yang kita ketahui bersama
adalah tanaman yang menjadi musuh utama bagi tanaman prioritas. Karena dengan
kehadiran gulma dapat mengganggu keberlangsungan tanaman vital. Kerugian-kerugian
akibat dari intervensi gulma telah tidak sedikit pada hasil pertanian yang
tidak jarang petani mengalami kerugian yang sangat signifikan sehingga
menjadikan petani mengalami kerugian akibat dari tidak seimbangnya antara
jumlah harga produksi dengan hasil produksi yang telah di upayakan. Tontonan ini
sudah menjadi biasa di kalangan masyarakat umum, dimana di setiap mereka
melakukan cocok tanam pasti gulma tidak lepas dari tanaman mereka.
Sehingga kadangkala para petani
sebagian merasa pasrah dengan keadaan yang menimpa yang pada akhirnya kerugian
pun tidak dapat di elakan. Maka olehnya itu pengendalian gulma yang secara
masif dengan metode yang pas perlu di galakan dan di suluhkan kepada para
petani demi tercapainya minimal tamaman sedikit terhindar dari ekspansi gulma .
Dan pengendalian secara terpadu
adalah salah satu upaya untuk bagaiman menghancurkan atau menghilangkan gulma
dari sekitar tanaman utama , agar tanaman prioritas dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik sehingga dengan demikian dapat memberikan kontribusi keuntungan
bagi para pelaku usaha tani.
B. Saran
Melihat perkembangan pertanian di
indonesia yang sangat minim, bahkan prospek pertanian kita ketika melihat data
BPS indonesia sangat krisis dan jauh tertinggal dalam hal pengelolaan pertanian
. Dan tidak mengherankan ketika impor bahan pangan sudah menjadi kebiasaan
negara di setiap waktunya. Dan saya sebagai mahasiswa pertania sangat prihatin
dengan keadaan negara kita saat ini. Berangkat dari persoalan di belakang saya
berharap kepada Bapak/Ibu dosen untuk lebih serius dalam memperhatikan plus
memperjuangkan agar bagaiaman pertanian indonesia khususnya daerah Sulawesi
Tenggara dapat berdikari minimal dalam bahan pangan, yang tentunya dengan
cara-cara yang jenius dan kreativ.
DAFTAR
PUSTAKA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApakah Anda mencari pinjaman? Setelah proses wawancara yang panjang dengan pemberi pinjaman hipotek, kami akhirnya memilih penawaran pinjaman Tn. Pedro Jerome di penawaran pinjaman Hipotek Rumahnya. Sebagai pembeli rumah pertama kali, dia benar-benar hebat dalam membantu kami mengamankan hipotek, memberikan saran yang bagus, dan selalu mengutamakan kepentingan terbaik kami. Saya pasti akan merekomendasikan siapa pun yang membeli rumah atau mencari pemberi pinjaman positif untuk membiayai kebutuhan atau bisnisnya untuk menggunakan Tn. Pedro Jerome dan timnya untuk semua jenis pinjaman. Saya pasti akan menggunakan mereka lagi di masa mendatang. Anda dapat menghubungi petugas pinjaman Pedro Jerome melalui Email: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 Saya mengetahui bahwa mereka juga menawarkan pinjaman bisnis. Semoga berhasil.
BalasHapus