Sabtu, 09 Mei 2015

Jenis-Jenis Tanaman Pestisida Nabati



Tugas


DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
(JENIS-JENIS TANAMAN PESTISIDA NABATI)
Capture
 









OLEH :
MUHAMAD AKBAR ALI (D1113029)


JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERISTAS HALU OLEO
KENDARI
2015

JENIS-JENIS TANAMAN PESTISIDA NABATI


1.    Pestisida Nabati Daun Gamal (Gliricidia maculata)

Daun Gamal mengandung tanin
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan daun gamal segar 100 – 150 gr, dengan penambahan air 250 ml (bisa diblender) sampai menjadi larutan.
b. Larutan tersebut dimasukkan dalam kantong plastik dan peras (dapat pula disaring), lalu hasil penyaringan ditampung dalam ember ukuran 10 liter.
c. Tambahkan 250 ml minyak tanah dan 50 gr detergen lalu aduk sampai rata.
d. Tambahkan 8 liter air, aduk sampai rata.
e. Larutan tersebut disemprotkan ke pertanaman dengan menggunakan alat semprot.

2. Pestisida Nabati Pacar Cina (Aglaia odorata Lour)
Kandungan : minyak atsiri, alkaloid, saponin, flavonoid, tanin
Kegunaan : mengendalikan hama ulat.
Cara pembuatan :
a. Hancurkan ranting 50 – 100 gr atau kulit batang pacar cina dengan ditambah 1 liter air dan 1 gr detergen (dapat pula direbus selama 45 – 75 menit) hingga menjadi larutan.
b. Larutan tersebut disaring dengan menggunakan kain atau saringan halus.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.
3 . Pestisida Nabati Rendaman Daun Tembakau (Nicotiana tabacum L.)
Kandungan : nikotin
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Daun tembakau 250 gr (empat genggam) dirajang dan direndam dalam air 8 liter selama semalam.
b. Daun tembakau diambil dan tambahkan 2 sendok teh detergen dalam larutan hasil rendaman.
c. Larutan diaduk merata, lalu saring.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

4. Pestisida Nabati Daun Sirih Hutan (Piper betle)
Kandungan : fenol, kavokol
Kegunaan : mengendalikan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 umbi bawang merah, dan 5 batang serai.
b. Tambahkan 8 – 10 liter air dan 50 gr ditergen, lalu aduk sampai rata dan menjadi larutan.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman.

5. Pestisida Nabati Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst)
Kandungan :diosgenin, steroid, saponin, alkaloid, fenol
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk sampai halus 500 gr umbi gadung lalu diperas dengan bantuan kantong kain halus.
b. Tambahkan 10 liter air ke dalam larutan hasil perasan lalu diaduk sampai rata.
c. Saring larutan lalu disemprotkan ke pertanaman.

6. Pestisida Nabati Mimba (Azadirachta indica Juss )
Kendungan : azadirachtin Salanin, nimbenin, meliantriol
Kegunaan : mengendalikan ulat, hama pengisap, jamur, bakteri, nematoda dan sebagainya.
Cara pembuatan (dengan biji) :
a. Biji mimba sebanyak 200 – 300 gr ditumbuk halus.
b. Serbuk biji mimba tersebut direndam dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata lalu saring dengan kain halus.
d. Larutan disemprotkan ke pertanaman.
Cara pembuatan (melalui daun) :
a. Daun mimba kering 1 kg ditumbuk halus.
b. Rendam serbuk daun mimba tersebut ke dalam 10 liter air selama semalam.
c. Larutan diaduk sampai rata dan saring dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

7. Pestisida Nabati Daun Pepaya (Carica papaya)

Kandungan : Papain
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap.
Cara pembuatan :
a. Rajang 1 kg daun pepaya segar.
b. Daun pepaya yang telah dirajang kemudian direndam dalam 10 liter air dan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr detergen selama semalam.
c. Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus.
d. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

8. Pestisida Nabati Biji Jarak (Jatropha curcas L)

Kandungan : resinin, alkaloid
Kegunaan : mengendalikan ulat dan hama pengisap (bentuk larutan), mengendalikan nematoda (bentuk serbuk).
Cara pembuatan :
a. Tumbuk 0,75 kg biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam 2 liter air yang telah ditambah.
b.Saring larutan tersebut dan tambah dengan 10 liter air.
c. Larutan hasil penyaringan disemprotkan ke pertanaman.

9. Pestisida Nabati Serbuk Bunga Piretrum (

Kandungan : pinetrin
Kegunaan : mengendalikan ulat.
Cara pembuatan :
a. Tumbuk hingga halus bunga piretrum.
b. Serbuk bunga piretrum direndam sebanyak 25 gr dalam 10 liter air + 10 gr, aduk sampai rata lalu biarkan sampai malam.
c. Larutan disaring lalu hasilnya disemprotkan ke pertanaman.

10. Pestisida Nabati Bawang Putih (Alium Sativum)

Kegunaan : efektif untuk mengendalikan beberapa jenis hama tanaman.
Cara pembuatan :
a. Parut 100 gr bawang putih, campur dengan 0,5 liter air, 10 gr detergen dan 2 sendok teh minyak mineral.
b. Diamkan selama 24 jam, lalu disaring dengan kain halus.
c. Larutan hasil penyaringan diencerkan hingga volumenya 20 kali dan semprotkan ke tanaman.

11.Pestisida Nabati Mindi atau Melia Azedarach (Melia azedarach L.)
Tanaman mindi bentuknya hampir sama dengan tanaman mimba dan memiliki kandungan zat yang sama dengan mimba. Zat yang terkandung dalam tanaman mindi adalah azdirachtin, triol, dan salanin. Walaupun memiliki kandungan yang sama, namun keampuhan dalam mengendalikan hama, tanaman mindi lebih rendah daripada mimba. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati adalah daun dan bijinya. Tanaman mindi biasanya digunakan untuk mengendalikan hama kutu dan ulat yang menyerang tanaman sayuran.
Daun Dan Bunga Mindi Untuk Pestisida Nabati
Pestisida nabati biji mindi dibuat dengan menumbuk bijih sampai halus, kemudian dicampur dengan air. Campuran atau larutan ini diaduk sampai rata dan didiamkan selama satu malam, atau 24 jam. Campuran atau larutan kemudian disaring menggunakan saringan halus. Hasil saringan dapat digunakan secara langsung untuk membasmi hama atau penyakit.
Sedangkan pestisida dari daun mindi dibuat dengan menumbuk atau memblender daun mindi sampai halus. Daun mindi halus kemudian dicampur atau dilarutkan dalam air dengan ditambah sedikit detergen. Larutan atau campuran ini didiamkan selama 24 jam. Kemudian saring larutan. Larutan Hasil saringan dapat dugunakan secara langsung pada tanaman.





12. Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)
Kenikir lebih dikenal oleh masyarakat di daerah Jawa Barat sebagai lalapan. Namun demikian kenikir dapat pula digunakan sebagai bahan untuk pestisida nabati yang bermanfaat mengendalikan berbagai hama yang biasa menyerang tanaman sayuran. Pestisida nabati dari daun kenikir dapat digunakan untuk mengendalikan hama ulat daun yang menyerang tanaman sayuran.
Tanaman Kenikir Untuk Pestisida Nabati
Pestisida nabati dari kenikir dibuat dengan menghaluskan campuran antara 500 gram daun kenikir dan 500 gram daun culan dengan menggunakan blender atau ditumbuk.  Campuran ini kemudian dilarutkan dalam air satu liter. Larutan didiamkan selama satu malam/24 jam. Saring larutan yang telah didiamkan satu malam tersebut. Larutan hasil saringan ditambah sedikit detergen. Detergen berfungsi sebagai pengempulsi larutan. Larutan pestisida ini diaplikasikan dengan  mengencerkan 500 ml larutan ke dalam 10 liter air, baru kemudian digunakan.
Beberapa artikel yang membahas tentang biopestisida yang menggunakan bahan hayati dan nabati dapat dibaca pada artikel di bawah. Untuk dapat membaca artikel tersebut, Klikl Judul yang sesuai.
13. Gulma Siam (Chromolaena odorata)
C. odorata adalah gulma siam yang masuk ke dalam golongan tumbuhan terna pemanjat semusim yang dapat tumbuh dua sampai tiga meter pada tempat terbuka dan dapat mencapai dua puluh meter apabila tumbuh memanjat pada pohon. Gulma ini dinyatakan sebagai gulma penting karena jumlahnya/kelimpahannya sangat besar (Hidayah, 2007).
Tanaman ini mengandung senyawa metabolik sekunder yang mampu memberikan efek kronik pada nematoda parasit (Radhopolus similis), dan beberapa jenis serangga seperti rayap, Sitophilus zeamais, Prostephanus truncatus, Plutella xylostella, Spodoptera litura, dan Spodoptera exigua (Haryati dkk, 2004). Pemanfaatan C. odorata sebagai pestisida nabati telah dimulai pada beberapa hama antara lain pada ordo Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan Isoptera. Variasi aktivitasnya bisa berupa efek insektisidal atau repelen tergantung spesies hamanya. Adanya efek biocidal dari ekstrak C. odorata diduga karena peran dari satu atau beberapa senyawa-senyawa yang terkandung dalam C. odorata. Dari isolasi gulma ini berhasil ditemukan sejumlah alkohol, flavononas, flavonas, khalkones, asam aromatik dan minyak esensial. Minyak esensial dari daun gulma ini diduga dapat menimbulkan efek pestisidal dan nematisidal.
Ditemukan juga sejenis alkaloid yang oleh Moder (2002) cit Haryati et al.,(2004) disebut Pyrolizidine Alkaloids (PAs), yang dalam kaitannya dengan serangga, PAs ini berfungsi sebagai penghambat makan dan insektisidal. Selain itu secara umum juga sebagai repelen bagi hewan yang tidak teradaptasi dengan senyawa tersebut (PAs) dan sebagai alat proteksi bagi tanaman yang memproduksinya. PAs mempunyai peran yang lebih kompleks dibanding dengan senyawa lain yang dikandung oleh C. odorata, sehingga kajian tentang PAs ini sudah lebih komprehensif dan maju.

14. Krisan (Chrysanthenum cierarianefolium)






Merupakan tumbuhan semak dengan tinggi 20 cm ± 70 cm. Bagian tumbuhan yang dapatdigunakan sebagai pestisida adalah bunganya dengan bahan aktif berupa piretin dengan kandungan antara0,73 % - 2,91 %. Pestisida alami ini diperolehdengan mencampurkan satu kilogram bubuk bungakrisan dengan 3,4 liter etanol. Dari campuran itu, dihasilkan 1,6 liter piretrin, yaknisenyawa kimia yang dapat menyerang urat saraf pusat serangga dan tidak berbahaya bagilingkungan di sekitarnya. Tepung bunganya pada konsentrasi 0,5 % dapat untuk mengendalikan hama gudang (Aditya dkk, 2010).



15. Saga (Abrus precatorius)
Merupakan tanaman perdu memanjat yang banyak tumbuh di tempat dengan ketinggian 1 m ± 1000 m dpl.Batang kecil dengan tinggi pohon mencapai 2 ± 5 m. Bijisaga mengandung bahan aktif insektisida berupa tanin dantoksabulmin. Dengan menumbuk biji menjadi tepung terigukonsentrasi 5 % dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang seperti Sitophilus sp. selama 3 bulan. (Aditya dkk, 2010).

16. Daun Cengkeh( Syzygium aromaticum (L)
Seringkali petani menyimpan benih-benih palawija untuk ditanam kembali dalam waktu yang lama,dan ketika dibuka ternyata banyak hama gudangnya. Entah itu Callusobrocus sp ataupun Sitopylus sp. Saat ini jarang sekali petani yang memperlakukan pengendalian hama terhadap hama gudang.Padahal ada perlakuan untuk mengendalikan hama gudang yang mudah dan murah, Cara pembuatanya yaitu:
- Kering anginkan daun cengkeh secukupnya. Daun cengkeh dikeringkan tetapitidak   dijemur tapi cukup diangin-anginkan saja
- Potong-potong daun cengkeh tersebut mencadi ukuran kecil-kecil 0,5 cm X 0,5cm.
- Sebelum benih dimasukkan, masukkan daun cengkeh tadi sebanyak 2% dari bobot benih.
-Batasi antara daun cengkeh dan benih tadi dengan kain bekas
-Lalu masukkan benih secara perlahan-lahan
-Tutupi permukaan benih tadi dengan kain bekas yang lainnya lagi.
-Taburi daun cengkeh lagi diatas permukaan kain bekas tadi sebanyak 2% dari total bobot benih.
-Tutup rapat benih wadah benih tadi.Dengan cara tersebut aman dari hama gudang sampai saat tiba waktunya akandigunakan. Kenapa daun cengkeh sangat efektif untuk mengendalikan hama gudang,karena didalamnya mengandung senyawa metil eugenol dkk yang sangat beracun bagiserangga dan bakteri. Kalau untuk penyimpanan benih untuk konsumsi penulis belum pernah menyelidiki sejauh mana pengaruh baunya. (Aditya dkk, 2010).
17. Serai wangi (Cymbopogon nardus L. Rendle)
Serai wangi dapat tumbuh di tempat yangkurang subur bahkan di tempat yang tandus. Karenamampu beradaptasi secara baik denganlingkungannya, serai wangi tidak memerlukan perawatan khusus. Manfaat :Tanaman ini dapat digunakan sebagai pestisida yaitu untuk insektisida, bakterisida,dan nematisida. Senyawa aktif dari tanaman ini berbentuk minyak atsiri yang terdiri darisenyawa sitral, sitronella, geraniol, mirsena, nerol, farnesol, metil heptenol dan dipentena.Daun dan tangkainya menghasilkan minyak asiri yang dapat digunakan untuk mengusir nyamuk dan serangga.
Secara tradisional dapat dilakukan dengan cara : Daun dan tangkainya ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 25-50gr/l; Kemudian endapkan selama 24 jam kemudian disaring agar didapat larutan yangsiap diaplikasikan; Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan atau disiramkan. Sedangkan untuk pengendalian hama gudang dilakukan dengan cara membakar daun atau batang hingga didapatkan abu, lalu sebarkan/letakkan didekat sarang ataudijalur hama tersebut mencari makan (Aditya dkk, 2010).












DAFTAR PUSTAKA










Tidak ada komentar:

Posting Komentar